Arsitektur Romanesque

Romanesque Architecture 

 Romanesque berasal dari kata “Roman” merupakan kelanjutan dari Roman architecture (arsitektur Romawi).
  Romanesque Architecture merupakan gaya arsitektur abad pertengahan khususnya di Eropa. Mulai bangkit untuk melanjutkan kebesaran Romawi, yang sudah runtuh berabad sebelumnya, pada abad 10 M hingga 12 M sebelum arsitektur Gothic.
 Pada masa Romanesque, banyak kastil, gereja dan katedral, bangunan pemerintahan, tembok kota. Namun kini yang masih dapat disaksikan hanya sebuah chapel kecil hingga katedral yang besar.


Tipikal bangunan Gereja dengan menara, Lisbon Cathedral (Portugal), dibangun pada abad 12 M. Portal depan dengan rose window menjadi fokus pada Fasad bangunan.
Karakter Romanesque Architecture 
 Karakter dari arsitektur Romanesque adalah: dinding tebal, minim menggunakan patung, kaya ornamen pada arcade dan busur lengkungnya, interior dengan groin vault.
 Dinding tebal dengan bukaan (jendela) yang berukuran kecil dan minim, gaya ini muncul di awal periode Romanesque. Dinding dibuat rangkap, dengan diisi puing-puing di tengahnya.
 Pada awal periode Romanesque, bangunan berkesan berat dan masif (minim bukaan) tanpa ornamen pada dinding luarnya, berkesan seperti benteng.
 Arches (lengkung) yang digunakan adalah tipe
semicircular, baik pada jendela, pintu, maupun arcade.
 Pada perkembangan Romanesque, rose window dan wheel shaped window banyak diterapkan pada bangunan.
 Arcade, deretan busur lengkung dengan kolom sebagai penopang struktur. Muncul baik di interior maupun eksterior.
 Gambar di atas: Cathedral of St. Peter, Jerman. Selesai dibangun pada tahun 1181 dengan gaya Romanesque. Arches, Arcade, Wheel shaped window.

 Pier, berfungsi sebagai penyokong busur lengkung yang dapat dilihat pada interior (ruang dalam). Dibuat dari bata dengan bentuk sebagian besar adalah persegi.
 Colonnettes, kolom yang berfungsi sebagai struktural dan dekoratif.
 Capital, berlandaskan pada corinthian order. Pada prinsipnya shaft bulat dengan bagian atas persegi dan figur capital ukiran dedaunan. Capital berkembang dengan bentuk figur gambar kisah Al-kitab, atau figur monster atau binatang, atau figur orang suci.
Barrel Vault, bentuk kubah paling sederhana. Dinding satu menciptakan plafon lengkung dengan dinding lainnya. Salah satu contoh: Saint Savin sur Gartempe, Perancis yang dibangun abad ke-12.
Ribbed Vault, merupakan perkembangan dari Groin Vault namun baru dikembangkan kemudian pada periode Gothic.


Fasad Pada Arsitektur Romanesque
Dinding tebal untuk kestabilan bangunan dengan jumlah jendela sedikit dan kecil agar tidak memperlemah struktur. Menciptakan ruang yang gelap sebagai ruang meditasi.
Arsitektur Romanesque





















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Adat (korea selatan) Hanok